MAKALAH
MODAL DASAR MEMBUAT LESSON PLAN
Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Metodologi Pembelajaran Agama Islam yang berjudul Modal Dasar Membuat Lesson Plan
Di susun oleh
Ikhsan Fauzi
Siti Rohmawati
Sri Mulyani
FAKULTAS PAI
UNIVERSITAS MATHLAULANWAR BANTEN
TAHUN 2010 - 2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kenikmatan kepada kita semua, sehingga peyusun dapat menyelesaikan Makalah, pada mata kulian Metodologi pembelajaran pendidikan agama islam ini.
Sholawat serta Salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhamad SAW. Yang telah
membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah.
Bergema seiring nada mengalunkan
kata hati yang senantiasa mengungkapkan getaran jiwa, Penyusun dengan penuh
kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami
miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman dan pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini.
Akhirnya kepada Illahi kita
berharap dan berdo’a, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi pembaca. Amin….!
Cikaliung, Januari
2011
penyusun
i
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN, MODAL DASAR
MEMBUAT LESSON PLAN.2
A.
Pengertian Resson Plan........................................................................ 2
B.
Langkah – langkah pembuatan Lesson
Plan..................................... 3
C.
Tujuan utama lesson plan dalam sistem
pengajaran........................ 4
D.
Manfaat dari penggunaan Lesson Plan.............................................. 4
E.
Contah Lesson Plan.............................................................................. 5
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.......................................................................................................... 6
B.Saran-saran........................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Sengaja ilustrasi
di atas kami tampilkan dalam makalah ini sebagai penegasan bahwa seseorang
harus memiliki keterampilan dan kepandaian mensiasati suatu tujuan yang ingin
dicapainya agar tepat sesuai dengan yang diinginkan. Seorang guru yang
merupakan salah satu komponen manusiawi di bidang kependidikan harus berperan
serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
salah satu peran seorang guru adalah menjadi fasilitator, guru dalam hal ini
akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, guru
harus menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedimikian rupa, serasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara
efektif
Dalam keterampilan
membuat lesson plan banyak ditentukan oleh pengalaman dan kecerdasan, namun
yang lebih baik bila dilandasi oleh suatu kemampuan teoritis yang berkenaan
dengan itu, teori – teori itu antaran lain terdapat berbagai model pengajaran,
seperti dalam makalah ini, seandainya jika para pembaca makalah ini saya kira
anda bisa menerapkan dalam membuat lesson plan
Di endonesia sejak
tahun 1975, secara umum digunakan lesson plan yang mengambil suatu bentuk
pelajaran satpel. Hampir semua sekolah menggunakan model ini, tapi ada juaga
lesson plan yang buat dalam bentuk modul, sesungguhnya “modul” lesson plan itu dapat banyak sekali, oleh
karena itu, dirasakan perlu diberikan sobuah modul dasar yang teoritis dengan
tentang teori – teori umum ini perlu dimiliki terutama oleh calon guru yang
menyandang keahlian sebagai guru. pada makalah ini kami membuat ringkasan yang
membicarakan sebuah modul modal dasar pembuatan resson plan
1
|
BAB II[1]
MODAL DASAR PEMBUATAN LESSON PLAN
A. Pengertian Lesson Plan
Dalam kehidupan sehari hari mungkin kita
sudah banyak mendengar mengenai Lesson Plan. Lesson Plan itu sendiri adalah
perencanaan yang dilakukan sebelum melakukan proses belajar mengajar dalam
kelas.
B.
Langkah – langkah pembuatan Lesson plan
Menurut Glaser langkah
pertama dan terpenting dalam membuat lesson plan ialah merumuskan tujuan ( instructional
objective ). Disini instructional berarti pengajaran. Tujuan pengajaran itu tidak boleh meyimpang dari tujuan
pendidikan yang hendak dicapai. Tujuan pengajaran yang dimaksud dalam model ini
ialah suatu pola tingkah laku yang
khusus yang diharapkan dimiliki murid setelah proses pengajaran
selesai . tujuan inilah yang
dimaksud dengan tujuan instructional khusus ( TIK)
Langkah kedua ialah meneliti keadaan kesiapan murid
sebelum proses pengajaran. Kegiatan ini disebut oleh Glaser entering behavior.
Disini kegiatan guru bukan saja meneliti kesiapan murid belajar, melainkan juga
usaha membangkitkan minat memasuki proses belajar mengajar yang akan dilakukan.
Ada beberapa teknik dalam membangkitkan minat.Biasanya yang paling banyak
dilakukan pada langkah kedua ini ialah kegiatan pretest. Pretest memang salah
satu bentuk kegiatan dalam meneliti kesiapan murid, dan juga kadang – kadang
dapat sekaligus membangkitkan minat belajar pada murid.
Langkah ketiga ialah menentukan langkah-lankah mengajar
(instructional procedure). Inilah bagian utama dalam kegiata belajar
mengajar tersebut.
Langkah terakhir ialah mengadakan evaluasi yang
biasanya disebut postest,artinya tes yang dilakukan setelah selesai proses
belajar mengajar.kegunaan Post-test
bukan saja untuk mengetahui berapa persen
tujuan pengajaran dapat dicapai,melainkan juga berguna sebagai bahan masukan yang
penting untuk menyempurnakan lesson plen
tersebut, dengan perkataan lain post-test berguna sebagai umpan balik (feed back).
1.
2
|
Perumusan tujuan
pengajaran yang dimaksud di sini ialah perumusan tujuan intruksional khusus
(tik) yang memang di perlukan dalam setiap lesson plan. Teorinya: tujuan intruksional khusus harus di rumuskan secara spesifik
dan operasional. Spesifik artinya, khusus, operasional artinya jelas ialah
mudah di ukur atau mudah di tes.
a. Rumusan yag spesifik
Spesifik artinya
khusus. Khusus di sini berarti satu. jadi satu TIK hanya mengandung satu pola
tingkah laku. “siswa dapat membaca dan mentetjemahkan surat al-fatihah,”
misalnya, adalah contoh TIK yang tidak
khusus, karena ada dua pola tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan TIK
ttersebut, yaitu (1) dapat membaca, dan (2) dan menerjemahkan. Tujuan
intruksional itu seharusnya di jadikan dua TIK: (1) siswa dapat membaca surat al-fatihah,dan (2)
siswa dapat menerjemahkan surat al-fatihah.
b. rumusan yang operasional
Operasional artinya
jelas. Indikator jelas adalah dapat di ukur. Dapat diukur maksudnya dapat
dites. Jadi bila anda sudah merumuskan TIK, anda ingin mengetahui apakah TIK,
cukup oprasional atau tidak, maka anda cukup mencoba membuat tes untu TIK
tersebut. Bila tes dengan mudah dapat dibuat maka Tik anda itu cukup
oprasional. Tik anda begini siswa mengetahui terjemah surat al –fatihah. Tes
tentulah : apakah kalian bisa terjemah surat Al- fatihah ? jawabanya adalah “
tahu “ atau belum jawaban ini tidak menggambarkan pengetahuan siswa tentang
terjemahan surat Al-fatihah TIK itu memang tidak oprasional.
Ralph Tyler dan Gange mengajuakan tiga
alasan mengapa tujuan pengajaran harus dirumuskan secara oprasional
1. Merumuskan yang oprasional
itu akan membimbing dalam melancarkan tindakan mengajar – belajar. Menurut.
Menurut Mager, bila anda tidak mengetahui dengan jelas kemana anda akan pergi
maka anda akan sulit meyiapkan rencana keberangkatan anda. Karena itulah maka
guru harus menentukan lebih dahulu apa yang seharusnya dapat dilakukan siswa
bila ia diajarkan kelak. Rumusan teliti itu akan membantu guru merencanakan langkah
– langkah yang akan dilakukan murid dalam mencapai tujuan itu, juga langkah
guru .
2.
3
|
3. Perlunya tujuan pengajaran
dirumuskan secara operasional ialah agar siswa dapat meyiapkan dirinya sendiri.
Tujuan itu hendaknya telah diketahui oleh siswa sebelum pengajaran dimulai.
Dengan mengetahui tersebut siswa dapat mengetahui tersebut siswa
Berikut adalah dalam membuat rumusan yang
oprasional :
-
Menuliskan, siswa dapat menuliskan
-
Menyebutkan, siswa dapat menyebutkan
-
Memilih, siswa dapat memilih
-
Menunjukan, siswa dapat menunjukan sebuah kota
Dan berikut ini adalah yang tidak operasional:
-
Siswa dapat mengetahui tahun didirikan PBB
-
Memahami, siswa dapat memahami tawakal
-
Menghargai, siswa dapat menghargai keindahan alam
C. Tujuan utama Lesson Plan dalam sistem
pengajaran
1.
Memperoleh
hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan
pembelajaran
2.
Meningkatkan
pembelajaran secara sistematis
3.
Membangun
sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan
dari guru lainnya.
D.
Manfaat
dari penggunaan Lesson Plan
1.
Pengajar
dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya,
2.
Pengajar
dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, dan
3.
Pengajar
dapat mempublikasikan hasil akhir dari Lesson Plan study
Lesson Plan dalam dunia pengajaran menjadi
penting karena dengan diadakannya perencanaan pengajaran sebelumnya, maka
seorang pengajar akan lebih siap mengenai hal apa saja yang harus ia lakukan
pada saat melakukan kegiatan mengajar. Hal ini akan meminimalisir kemungkinan
adanya waktu terbuang sia sia dalam proses pengajaran ataupun kemungkinan tidak
tersampaikannya materi pengajaran hingga tuntas yang diakibatkan oleh kurangnya
pengaturan waktu oleh pengajar. Lesson plan secara tidak langsung dapat
menumbuhkan rasa percaya diri pengajar dalam melakukan proses belajar mengajar.
4
|
|
Ø Lesson Plan
Hari/ Tanggal : Kamis, 27- 08- 2009
Tingkatan/ kelas : 2 SD
Mata Pelajaran : Seni Musik
Lama Pelajaran : 45 menit (08:00- 08: 45)
Gambaran Umum : Mengenalkan kepada murid alat musik tradisional
Hari/ Tanggal : Kamis, 27- 08- 2009
Tingkatan/ kelas : 2 SD
Mata Pelajaran : Seni Musik
Lama Pelajaran : 45 menit (08:00- 08: 45)
Gambaran Umum : Mengenalkan kepada murid alat musik tradisional
Ø Tujuan:
1. Murid dapat mengenal alat musik tradisional
2. Murid dapat mengetahui asal dari alat musik tradional
3. Murid dapat meemainkan alat musik tradisional
1. Murid dapat mengenal alat musik tradisional
2. Murid dapat mengetahui asal dari alat musik tradional
3. Murid dapat meemainkan alat musik tradisional
Ø Hasil: Diharapkan agar setelah kelas selesai,
murid sudah dapat mengetahui alat- alat musik tradisonal yang mungkin
sebelumnya mereka belum kenali. Dan juga berharap agar murid tidak hanya
mengenalnya saja, tetapi mereka juga dapat memainkan alat musik tersebut.
Ø Perlengkapan (Materials): Berupa alat musik
tradisional yaitu:
1. Angklung (Jawa Barat)
2. Gamelan (Jawa Tengah)
3. Kendang (Maluku)
1. Angklung (Jawa Barat)
2. Gamelan (Jawa Tengah)
3. Kendang (Maluku)
Ø Prosedur: Jam menunjukkan Pukul 08:00,
pelajaran Seni Musik pun dimulai. Karena mata pelajaran seni musik selalu
dimulai dengan bernyanyi bersama, maka pada hari kamis ini guru mengajak murid-
murid untuk bernyanyi. Setelah selesai bernyanyi, guru mulai masuk ke dalam
pengajaran. Guru mengenalkan alat musik tradisional Angklung (Jawa Barat), cara
mainnya adalah dengan digoyangkan/ digetarkan sehingga mengeluarkan nada
tertentu. Tidak hanya itu, setelah selesai mengenalkan kepada murid, guru juga
mengajarkan murid cara memainkan alat musik tersebut. setelah selesai
mengajarkan murid, guru kemudian mengajarkan alat musik Gamelan (Jawa Tengah)
dan Kendang (Maluku) dengan proses yang sama sewaktu guru mengajarkan Angklung.
Setelah selesai mengajarkan ketiga alat musik tersebut, pelajaran pun
menunjukkan pukul 08:40. Dan pelajaran pun selesai.
Ø Assesements: Evaluasi yang dilakukan untuk
mengecek apa yang telah diserap oleh murid setelah mendapatkan penjelasan dan
pengenalan mengenai pelajaran alat musik tradisional tersebut. Evaluasi ini
dapat dilakukan dengan ujian/ kuis secara tertulis maupun dilakukan secara
praktek dengan menggunakan alat musik.[2]
Mengetahui ................
Kepala SEKOLAH
SD 1 guru mata pelajaran
5
|
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar-dasar yang dipertimbangkan di dalam
metodologi pendidikan agama Islam adalah: Tujuan Pembelajaran, Peserta Didik,
Bahan pelajaran, Fasilitas, Situasi, partisipasi, guru, dan Kebaikan dan
kelemahan metode.
B. Saran
Kami selaku penulis makalah ini mengharapkan sekali adanya partisipasi,
kereksian dari teman - teman dan dengan telah tersusunnya makalah ini, mungkin
kami mohon maaf jika ada kesalahan dari pengetikan ataupun bahasa yang kurang
baku, dengan adanya koreksian dari teman – teman maupun dosen pengajar mudah –
mudahan makalah ini lebik baik lagi.
6
|
DAFTAR PUSTAKA
Catherine Lewis. 2004. Does Lesson Study
Have a Future in the United States?. Online:
http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Mulyana, S. 2007. Lesson Study . Bandung:
LPMP-Jawa Barat.
Santrock, john W. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Usman, Basyiruddin., 2002, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta :
Ciputat Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar